Selasa, 08 September 2020

Jenis-Jenis Tanah Di Indonesia

Tanah berperan sebagai tempat kita perpijak dan tanah juga berfungsi untuk menanam tumbuhan atau pohon-pohon tetapi ada jenis-jenis tanah tersendiri yang dapat ditanami pohon dan tumbuhan yang tertentu, tidak semua tumbuhan atau pohon-pohon dapat ditanami tumbuhan dan tanaman atau pohon-pohon dikarenakan banyak hal-hal terendiri yang membuat tanaman dan pohon tidak dapat ditanam ditanah itu, Untuk itu mari kita cermati pembahasan berikut :

Jenis-Jenis Tanah Di Indonesia
Perbedaan kondisi tanah disebabkan karena susunan mineral di dalamnya yang berbeda-beda. Karena tanah berasal dan hasil pelapukan batuan induk (anorganik) yang terbentuk dan bahan-bahan organik tumbuhan dan hewan yang telah membusuk.

Ciri-ciri tanah di Indonesia: 
  • Banyak mengandung unsur hara 
  • Struktur tanahnya baik, artinya susunan butir-butir tanah tidak terlalu padat dan tidak terlalu lenggang 
  • Cukup mengandung air yang berguna untuk melarutkan unsur hara 
  • Mempunyai garam-garaman dalam jumlah banyak 
Upaya untuk melestarikan sumber daya tanah: 
  • Pemupukan diusahakan dengan pupuk hijau / pupuk kandang / pupuk kompos 
  • Dibuat hutan-hutan cadangan pada lereng-lereng gunung 
  • Membuat terassering / sengkedan di daerah-daerah miring 
  • Membuat penghijauan dan reboisasi pada daerah yang gundul, dan sebagainya.

JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA

1. TANAH VULKANIS
Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan gunung brapi. Jenis tanah ini sangat subur dan cocok untuk pertanian. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah Jawa, Sumatra, Bali, Lombok, Halmahera, dan Sulawesi.
a. Tanah Andosol
  • Proses terbentuknya : dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan 
  • Ciri-ciri : warna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur 
  • Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian, perkebunan, hutan pinus atau cemara 
  • Persebaran : Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi 
Karakteristik
Warna dari tanah andosol coklat keabu-an. Tanah ini sangat kaya dengan mineral, unsure hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah ini sangat cocok untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia. persebaran tanah andosol biasanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi.

andosol

b. Tanah Regosol
  • Proses terbentuknya : dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butir kasar 
  • Ciri-ciri : berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organik rendah 
  • Pemanfaatannya : untuk pertanian padi, palawija, tebu dan kelapa 
  • Persebaran : di lereng gunung berapi, pantai dan bukit pasir pantai yang meliputi pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara 
c. Tanah Aluvial (Tanah Endapan) adalah tanah yang terbentuk karena pengendapan batuan induk dan telah mengalami proses pelarutan air. Jenis tanah ini merupakan tanah subur dan banyak terdapat di Jawa bagian utara, Sumatra bagian timur, Kalimantan bagian barat dan selatan. 
  • Proses terbentuknya : tanah hasil erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran rendah 
  • Ciri-ciri : warna kelabu dan peka terhadap erosi 
  • Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian sawah dan palawija 
  • Persebaran : Sumatera, Jawa bagian utara, Halmahera, Kalimatan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi dan Papua bagian selatan 
2. TANAH ORGANOSOL
a. Tanah Humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuhan (bahan organik), berwama hitam, sangat subur, cocok untuk pertanian. Banyak terdapat di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Papua. 
  • Proses terbentuknya : dari hasil pembusukan bahan-bahan organik 
  • Ciri-ciri : warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik, sangat subur 
  • Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian 
  • Persebaran : Lampung, Jawa Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara 
Organosol

b. Tanah Gambut adalah tanah yang berasal dari bahan organik yang selalu tergenang air (rawa) dan kurangnya unsur hara, sirkulasi udara yang tidak lancar, proses penghancuran yang tidak baik atau sempuma, kurang baik untuk pertanian. Banyak terdapat di Kalimantan, Sumatra Timur, dan Papua. 
  • Proses terbentuknya : dari hasil pembusukan tumbuhan / bahan organik di daerah yang selalu tergenang air (rawa-rawa) 
  • Ciri-ciri : bersifat sangat asam, unsur hara rendah sehingga tidak subur 
  • Pemanfaatannya : untuk pertanian pasang surut 
  • Persebaran : Pantai timur Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Seram, Papua, Pantai Selatan

Tanah Gambut

3. TANAH LITOSOL (tanah berbatu-batu) 
  • Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru (belum sempurna) sehingga butirannya besar / kasar 
  • Ciri-ciri : tekstur tanahnya beranekaragam dan pada umumnya berpasir, tak bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi 
  • Pemanfaatannya : masih alang-alang, bisa untuk hutan 
  • Persebaran : Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Sumatera 
4. TANAH PODZOL adalah tanah yang terjadi karena temperatur dan curah hujan yang tinggi, sifatnya mudah basah, dan subur jika terkena air. Jenis tanah ini berwarna kuning keabu-abuan dan cocok untuk perkebunan. Banyak terdapat di pegunungan tinggi. 
  • Proses terbentuknya : di daerah yang memiliki suhu rendah dan curah hujan tinggi 
  • Ciri-ciri : warna pucat, kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat masam, peka terhadap erosi, kurang subur 
  • Pemanfaatannya : untuk pertanian palawija 
  • Persebaran : Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Papua 
Podsol

5. TANAH LATERIT adalah tanah yang terbentuk karena temperatur dan curah hujan yang tinggi. Namun jenis tanah ini kurang subur dan banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat. 
  • Proses terbentuknya : Tanah yang tercuci air hujan, sehingga unsur hara telah hilang meresap dan mengalir ke dalam tanah 
  • Ciri-ciri : warna cokelat kemerah-merahan, tidak subur 
  • Pemanfaatannya : untuk lahan pertanian 
  • Persebaran : Kalimantan Barat, Lampung, Banten, Sulawesi Tenggara 
6. TANAH MERGEL adalah tanah campuran dari batuan kapur, pasir, dan tanah liat yang dikarenakan hujan yang tidak merata. Banyak terdapat di lereng pegunungan dan dataran rendah seperti di Solo, Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara. 
  • Proses terbentuknya : dari hasil campuran pelarutan kapur, pasir dan tanah liat karena peristiwa air hujan 
  • Ciri-ciri : tidak subur 
  • Pemanfaatannya : untuk hujan jati 
  • Persebaran : Yogyakarta, Priangan Selatan di Jawa Barat, pegunungan Kendeng di Jawa Tengah, Kediri, Madiun, Nusa Tenggara 
7. TANAH TERAROSA (Kapur) adalah tanah hasil pelapukan batuan kapur. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah dolina dan merupakan daerah pertanian yang subur. Daerah persebarannya mehiputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatra.
a. Tanah Renzina adalah tanah yang terbentuk dari bahan induk kapur yang mengalami laterisasi lemah. Banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatra. 
  • Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan kapur di daerah yang memiliki curah hujan tinggi 
  • Ciri-ciri : warna putih sampai hitam, miskin unsur hara 
  • Pemanfaatannya : untuk palawija, hutan jati 
  • Persebaran : Gunung kidul , Yogyakarta 
Terarosa

b. Tanah Mediteran 
  • Proses terbentuknya : hasil pelapukan batuan kapur keras dan sedimen 
  • Ciri-ciri : Warna putih kecoklatan, keras, tidak subur 
  • Pemanfaatannya : untuk pertanian tegalan, hutan jati 
  • Persebaran : Pegunungan Jawa Timur, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, Sumatera 
8. Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan bekudan sedimen dan tidak berstruktur. Jenis tanah ini kurang baik untuk pertanian karena sedikit mengandung bahan organik. Banyak terdapat di pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi. 

9. Tanah Entisol : Tanah entisol merupakan saudara dari tanah andosol namun biasaya merupakan pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir, lahar, dan lapili.
Karakteristik :Tanah ini juga sangat subur dan merupakan tipe tanah yang masih muda. Tanah ini biasanya ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi bisa berupa permukaan tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan pasir seperti yang ada di pantai parangteritis Jogjakarta.
Persebaran : Persebaran tanah entisol ini biasanya terdapat disekitar gunung berapi seperti di pantai parangteritis Jogjakarta, dan daerah jawa lainnya yang memiliki gunung berapi.

10. Tanah Grumusol : Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan organic di dalamnya rendah karena dari batuan kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman.
Karakteristik : Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam. Ph yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan.
Persebaran : Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya yang kering maka akan bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati.


Sekian Artikel tentang Jenis-Jenis Tanah Di Indonesia, Sebagai bermanfaat. (Sumber : Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu, Hal : 14-15, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Penulis : Sri Sudarmi dan Woluyo.2008. Jakarta)