PERAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM BUDAYA
Oleh Suwardi Lubis
A. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi telah menunjukkan kemajauan sangat pesat. Kemajuan itu telah menyebabkan manusia lebih mudah untuk berhubungan satu sama lain. Informasi dan peristiwa yang terjadi berbagai belahan dunia dengan cepat dapat diketahui oleh manusia di benua lain. Masyarakat dunia dewasa ini dapat menikmati acara televisi dengan berbagai tayangan. Siaran televisi tersebut bukan hanya terpancar dari jaringan yang bersifat nasional, tetapi juga dapat mengikuti jaringan internasional berkat adanya satelit yang dihubungkan dengan adanya parabola di rumah-rumah penduduk. Berbagai macam acara tersebut, tidak selamanya membawa manfaat bagi pemirsanya.
Ada acara-acara tertentu yang telah mengundang dampak negative, acara televisi di negara kita, selain dapat dimanfaatkan untuk pendidikan, mengembangkan kebudayaan dan kesenian, olah raga, pendidikan agama atau dakwah, juga sekaligus merisaukan, karena kebanyakan film-film yang ditayangkan berasal dari luar negeri berupa film anak-anak, seks, kekerasan, khayalan. dan lain-lain sebagainya.
Alfin Tofler melihat sejarah peradaban manusia sejauh ini dapat dibagi dalam tiga gelombang. Gelombang pertama ditandai oleh penemuan pertanian, gelombang kedua ditandai oleh revolusi industri, sedangkan gelombang ketiga yang kini sedang memunculkan Peran Teknologi Informasi Dalam Komunikasi Antar Budaya dan Agama ditandai oleh revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era teknologi tinggi. Berbagai ahli mencoba menggambarkan peradaban baru ini dengan berbagai istilah atau konsep seperti era angkasa, era informasi, era elektronik.
Dinamika sistem kehidupan internasional dalam abad ini berjalan sangat cepat dan semakin cepat, serta simultan. Seringkali dinamika itu mengejutkan karena terjadi di luar dugaan atau perhitungan akal. Karakteristik dinamika kehidupan masyarakat dunia abad ini yang juga sering disebut masyarakat informasi sebagai pengganti masyarakat industri yang telah berakhir pada tahun 1989 bersamaan dengan runtuhnya tembok Berlin yang kemudian menjadi simbol dunia tanpa batas.[1]
Dengan semakin meluasnya arus informasi ke seluruh dunia, globalisasi informasi pun menciptakan keseragaman pemberitaan maupun preferensi liputan ditengah-tengah masyarakat dunia. Berdasarkan uraian di atas. maka untuk mendapatkan jawaban yang tuntas terhadap permasalahan pokok mengenai peran teknologi Komunikasi dalam budaya perlu di kaji.
B. PEMBAHASAN
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berpangkal pada pengertian Latin Communis yang artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi.[2]
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang terilhat dalam komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang
dimaksudkan di sini adalah komunikasi manusia (human communication), yang sering kali pula disebut komunikasi sosial atau social communication. Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasi antar manusia dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusia-manusia yang bermasyarakat terjadinya komunikasi. Masyarakat terbentuk dari paling sedikit dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya.
Dari pengertian di atas, komunikasi yang dibahas di sini tidak termasuk komunikasi hewan, komunikasi transendental, dan komunikasi fisiko. Komunikasi hewan komunikasi antar hewan. Jadi teknik berkomunikasi yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan ini adalah komunikasi antara seseorang dengan orang lain, komunikasi sosial yang sebagaimana ditegaskan di atas, mengandung makna "proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain"
Teknologi komunikasi adalah sebuah alat yang menggabungkan aspek sosial yang memungkinkan setiap individu dapat mendapatkan, mengirimkan, dan saling bertukar informasi dengan individu-individu lainnya. Teknologi komunikasi adalah peralatan perangkat keras (hardware) dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar menukar dengan individu-individu lainnya.[3]
Budaya
Budaya adalah berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budaya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola budaya. Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat.
Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap. makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.
Budaya menampakkan diri dalam pola-pola bahasa dan dalam bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai model-model bagi tindakan-tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan orang-orang tinggal dalam suatu masyarakat di suatu lingkungan geografis tertentu pada suatu tingkat perkembangan teknis tertentu dan pada suatu saat tertentu.
Budaya adalah salah satu cara hidup dan berkembang yang dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[4]
Budaya berkenaan dengan sifat dari objek-objek materi yang memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Objek-objek seperti rumah, alat dan mesin yang digunakan dalam indsutri dan pertanian, jenis-jenis transportasi, dan alat- alat perang, menyediakan suatu landasan utama bagi kehidupan sosial. Budaya juga berkenaan dengan bentuk dan struktur fisik serta lingkungan sosial yang mempengaruhi hidup setiap manusia, Sebagian besar pengaruh budaya terhadap kehidupan tidak disadari. Mugkin Peran Teknologi Komunikasi dalam Budaya suatu cara untuk memahami pengaruh budaya adalah dengan membandingkannya dengan komputer elektronik; dalam memprogram komputer agar melakukan sesuatu, budaya kita pun memprogram agar melakukan sesuatu dan menjadikan apa adanya.
Budaya dan komunikasi tak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak hanya rnenentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang menyampaikan pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, mernperhatikan dan menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh perbendaharaan perilaku manusia sangat bergantung pada budaya di mana lingkungan mana manusia itu dibesarkan. Setiap subkultur atau subkelompok adalah suatu entitas sosial yang meskipun merupakan bagian dari budaya dominan, unik dan menyediakan seperangkat pengalaman, latar belakang, nilai-nilai sosial, dan harapan-harapan bagi anggota- anggotanya, yang tidak bisa didapatkan dalam budaya dominan. Sebagai akibatnya, komunikasi antara orang-orang yang tampak serupa ini tidalah mudah oleh karena dalam kenyataan mereka adalah anggota kelompok yang sangat berbeda dan latar belakang pengalaman mereka pun berbeda pula.
Peran dan Kontribusi
Tak dapat dipungkiri bahwa faktor kemajuan peradaban dunia sebagai indikasi kemajuan berfikir umat manusia, tak salah apabila disebut bahwa umat manusia dewasa ini telah dihadapkan pada situasi yang serba maju, instant dan pola pemikiran yang kritis. Kemajuan peradaban itu banyak mengakibatkan perubahan di segala aspek kehidupan individu, keluarga, masyarakat, bernegara maupun berbangsa.
Banyak di antara masyarakat itu menerima perubahan peradaban itu sebagai sesuatu yang lumrah sebagai sebuah proses yang harus dijalani, dimaklumi dan kehadirannya senantiasa menimbulkan berbagai perubahan dalam praktiknya. Sehingga memaksa masyarakat budaya, mau tak mau atau sadar atau tidak sadar diperhadapkan pada situasi yang sulit antara menerima perubahan perdaban itu (karena tidak ingin dianggap kolot) atau menolak perubahan itu kendatipun dianggap primitif, konvensional dan ortodoks. Perselisihan atau tepatnya perbedaan pemikiran seperti itu dapat muncul sebagai reaksi terhadap berbagai tindakan yang bagi sebagian orang bergerak seolah-olah meninggalkan kebudayaannya sedang sebagian orang ingin mempertahankannya sebagai sebuah warisan leluhur bersama (common heritage) yang wajib dijaga dan dilestarikan.
Terbukti secara konkrit teknologi telah menyumbang begitu banyak hal dalam peradaban manusia, berkat teknologi manusia kini mampu menghasilkan cara-cara yang efektif dan efisien didalam menyelesaikan berbagai macam hal dan persoalan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup umat manusia.
Dalam bidang seni dan budaya pada jaman dahulu, proses pemanggungan untuk seni pertunjukan masih menggunakan teknologi yang sangat sederhana, misalnya untuk penerangan (lighting) hanya menggunakan obor, atau lampu petromak, tata suara (sound system) seadanya pada umumnya hanya mengandalkan kemampuan olah vocal dari seniman (artist), juga untuk perangkat-perangkat pendukung pertunjukan lainnya seperti promosi dan pengkemasan pertunjukan hanya menggunakan teknologi yang sederhana.
Sangat berbeda dengan konsep pertunjukan pada saat ini dimana peralatan dan perlengkapan pemanggungan mulai dari lighting, sound system, promosi dan pengkemasan pemanggungan sudah sangat modern sehingga proses kreatif pada pra dan pasca produksi pertunjukan menjadi lebih bergairah dan kaya akan inovasi. Dalam beberapa dekade terakhir perkembangan teknologi Multimedia memberikan dampak positif bagi perkembangan seni dan budaya, terlebih dalam hal pengkemasan, promosi dan pemasaran objek wisata, seni dan budaya.[5]
Pemanfaatan teknologi multi media dalam pengembangan budaya, pengembangan objek wisata, seni dan budaya menjadi hal penting untuk di lakukan, karena akan mendatangkan banyak manfaat jika memiliki daya tarik serta keistimewaan. Tentunya ini akan mendatangkan keuntungan baik dalam hal ekonomi, sosial maupun bagi seni dan budaya itu sendiri. Dengan datangnya wisatawan karena terpikat oleh daya tarik dan pesona wisata, budaya tentunya juga akan meningkatkan devisa bagi perekonomian wilayah setempat.
Banyak saluran teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi wisata, seni dan budaya, yang tentunya dapat menunjang proses pengkemasan secara eksklusif hingga menarik perhatian wisatawan. Kondisi kemajuan teknologi sangat pesat baik dalam infrastruktur maupun supra struktur teknologi. Kejelian di dalam memilih media teknologi menjadi kunci sukses keberhasilan dalam mempromosikan serta mengembangkan pesona budaya.
Pada dasarnya penerapan teknologi di dalam proses pengembangan budaya memiliki dua arah pengembangan yaitu arah kedalam (inetrnal) dan arah keluar (eksternal). Pengembangan kedalam (internal). Dalam proses ini pengembangan potensi yang dimiliki oleh objek budaya dikemas dan di kembangkan dengan memanfaatkan media teknologi sehingga wujud serta kualitas objek menjadi lebih kompetitif tetapi tidak mengurangi nilai nilai dasar yang terkandung di dalam setiap objek yang di kembangkan. Selanjutnya objek budaya di kemas sedemikian rupa sehingga wujud, bentuk serta kualitasnya berkorelasi dengan lingkungan budaya yang melingkupinya sehingga tercipta iklim dan kondisi yang ”ramah budaya”.[6]
Proses pengembangan terhadap budaya yang berkesinambungan dan terencana tentunya akan menciptakan suasana yang kondusif dalam ruang wisata, seni dan budaya. Pengembangan keluar (eksternal) Pada tahap ini budaya yang telah di kemas sesuai kebutuhan dalam rangka pengembangan potensinya di transformasikan kedalam bentuk-bentuk dan nlai-nilai yang siap untuk di “konsumsi” oleh publik. kemasannya telah dipoles dengan sentuhan etika dan estetika yang mencerminkan karakter dan jati diri dari kebudayaan. Sehingga citra dari karakteristik serta corak budaya dapat tergambar secara symbolik dalam kemasan budaya yang hendak di pasarkan.
Partisipasi masyarakat (Citizen journalism)[7] Dalam era dimana media informasi semakin maju, dan kegiatan masyarakat dalam system informasi digital (blog, social networking, dan lain-lain) semakin padu dan menjadi rutinitas dalam aktivitas sehari-hari, maka ini menjadi peluang dan kesempatan untuk melibatkan komponen masyarakat dalam ruang online untuk turut serta dalam mempromosikan dan mensosialisasikan.
Partisipasi dan peran serta masyarakat dalam mengembangkan potensi wisata, seni dan budaya tentunya menjadi hal yang harus terus di gugah dan di galakan dalam rangka menyukseskan dan mentransformasikan hasil pengembangannya kedalam medium informasi multimedia yang berbasis web. Pemberdayaan komunitas-komunitas yang tumbuh dan berkembang dalam dunia maya seperti blogger, social network dan lain-lain tentunya akan memberikan kontribusi yang positif dalam rangka mengembangkan potensi yang teritegrasi dan bersifat keterlibatan langsung.
Artikel-artikel serta hasil penelitian terhadap budaya menjadi kebutuhan penting didalam menyusun konsep dan strategi untuk mensosialisasikan hasil pengkemasannya. Serta bisa dijadikan bahan referensi bagi komunitas-komunitas yang konsern terhadap isu-isu seputar wisata, seni dan budaya sehingga hasil dari publikasi pada halaman blog ataupun grup di social networking dapat mencerminkan kualitas dan karakteristik yang ideal serta sesuai dengan target yang telah di susun dalam proses pengkemasan dan pengembangan. Informasi dapat berjalan secara interaktif, dan mampu meningkatkan trafik pengunjung serta ketertarikan dari berbagai kalangan dan pihak dari luar kebudayaan.
Partisipasi dan respon positif masyarakat dalam menyikapi hal ini sangat penting, Karena hal ini tidak hanya melahirkan sisi positif namun sebaliknya sisi negative dari perkembangan teknologi komunikasi ini siap meghadang bangsa ini disetiap waktu. Pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap eksistensi budaya bahwa dengan semakin berkembangnya pesatnya teknologi informasi serta komunikasi maka masuknya budaya Barat semakin tidak bisa dibendung lagi. Jalan utama masuknya budaya barat ini adalah terjadinya globalisasi dan perkembangan teknologi informasi serta komunikasi yang sangat pesat sehingga perpindahan informasi dari individu satu ke individu yang lain atau negara satu ke negara yang lain semakin cepat.
Di negara Indonesia sendiri pengguna internet semakin hari semakin meningkat, ini berarti akses informasi dan komunikasi yang dilakukan setiap hari atau bahkan setiap menit juga akan meningkat sehingga budaya barat akan semakin leluasa masuk kedalam pemuda kita. Efek yang ditimbulkan dari perkembangan akses informasi dan komunikasi adalah terjadinya ‘Globalisasi Budaya’ dimana budaya dari setiap negara akan melebur menjadi satu yaitu budaya global dengan poros utama adalah budaya dari Negara paling maju sehingga menjadi acuan bagi negara lain. Selain itu, saat terjadi ‘Globalisasi Budaya’, maka juga diikuti juga dengan hilangnya batas serta legitimasi sebuah wilayah atau negara melalui sebuah ideologi yang bernama “kemajuan”
Maka dari itu perlu merancang simbol-simbol, idiom-idiom budaya dan tipografi yang ideal untuk diterapkan dalam konsep desain web yang berhubungan dengan pengembangan budaya yang sesuai dengan tradisi budaya dan agama, bangsa dan negara. Dengan memperhatikan detail terhadap simbol dan idiom-idiom budaya lokal yang telah menjadi landasan dasar kebudadayaan. Konsep rancangan tipografi ini harus menjadi landasan dasar didalam mengembangkan dan mencitrakan potensi budaya yang utuh dan komprehensif.
C. PENUTUP
Era informasi yang telah hadir di hadapan kita, mau tidak mau akan membawa dampak positif maupun negative. Tanpa inisiatif yang tinggi menyambut datangnya era informasi ini, kita hanya menjadi penonton, atau bahkan jadi korban. Namun jika kita mampu berada dan ikut menjadi pelaku di dalamnya, kita akan dapat menikmati dan merasakan sisi positif di era informasi ini. Tentu saja hal ini tidak mudah, walaupun bukannya tidak mungkin.
Dampak kemajuan teknologi informasi yang tidak sehat akan berdampak jauh lebih berbahaya dibanding dengan keunggulannya dan kemanfaatannya, terutama di kalangan remaja seperti di Negara barat. Kita saat ini sangat mudah melihat dan menerima informasi dari berbagai belahan dunia tanpa harus memerlukan biaya mahal. Untuk menghindari ha itu, masyarakat harus dapat melihat dan membedakan isu-isu mana yang bermanfaat dan tidak bermanfaat untuk diadopsi demi untuk kemajuan dan kemaslahatan umat secara keseluruhan.
Kunci utama dari keberhasilan dari budaya adalah seberapa kuat budaya, norma ataupun adat lokal yang kita miliki dan seberapa kuat budaya tersebut menancap sebagai ideologi kita di kehidupan sehari-hari dalam menghadapi era teknologi komunikasi yang terbuka ini. Jika budaya, norma atau adat kita tidak menancap kuat sebagai ideologi yang kita pegang teguh setiap hari maka sangat mungkin hilangnya budaya lokal kita dan berubah menjadi Homogenitas Global, dan begitupun sebaliknya, jika budaya menancap kuat sebagai ideologi yang dipegang teguh setiap hari maka westernisasi tidak akan bisa merusak budaya lokal sehingga yang terjadi adalah kedewasaan budaya lokal .
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Etika Komunikasi Masa Dalam Pandangan Islam, Jakarta : Logos, 1999
Chris Jenks, Culture (Studi Kebudayaan) Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat (Ed), Komunikasi Antarbudaya Panduan Komunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996
__________, Komunikasi Antar Budaya,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006
H. A. W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara,1997), h.36
Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Dalam Abad 21, Jakarta: Safiria Insania Press, 2003
Ridwan Effendi,Elly Malihah, Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi, Bandung: maulana media grafika,2007
[1]Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Dalam Abad 21, (Jakarta: Safiria Insania Press, 2003), h. 9
[2]Amir, Etika Komunikasi Masa Dalam Pandangan Islam, (Jakarta : Logos, 1999), h. 3
[3]Ridwan Effendi,Elly Malihah, Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya dan Teknologi., (Bandung: maulana media grafika,(2007), h.15
[4]Deddy Mulyana, Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.18
[5]Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat (Ed), Komunikasi Antarbudaya Panduan Komunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), h. 43
[6]H. A. W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara,1997), h.36
[7]Chris Jenks, Culture (Studi Kebudayaan). (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 63