Senin, 06 Januari 2020

Teks Eksposisi Anak Pemulung

Menjadi seorang pemulung bukanlah harapan dan cita-cita mereka. Namun, situasi kemiskinan yang ada di negeri ini disadari atau tidak, telah melahirkan terciptanya pemulung. Jangan salahkan mereka, sesungguhnya mereka adalah pahlawan sampah yang tanpa pamrih dan tidak keberatan ketika harus hidup dengan sampah yang berserakan. Sampah adalah sumber penghidupan bagi mereka. Tanpa mereka, kita mungkin akan kesulitan mendaur ulang sampah. Mereka bekerja untuk memenuhi tuntutan perut keluarga mereka.

Tanpa mereka, dapat dibayangkan bagaimana kotor sebuah kota yang di dalamnya bertebaran dan berseraknya sampah-sampah. Dampak dari sampah yang berserakan adalah menjadi biang segala macam penyakit. Namun ironisnya, mereka tidak diberdayakan, mereka selalu dilupakan dalam hiruk-pikuk dan hingar-bingar proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan perkotaan.

Perhatikan gambar di bawah ini, paparkanlah pendapatmu atas fakta yang kamu lihat sesuai dengan sudut pandangmu. Untuk menggali ide, perhatikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gambar tersebut!
 Menjadi seorang pemulung bukanlah harapan dan cita Teks Eksposisi Anak Pemulung
  1. Bagaimanakan menurutmu masa depan anak itu ? Menurut saya, masa depan anak itu akan suram karena tidak pernah mengeyam pendidikan.
  2. Mengapakah dia seperti itu ? Dia memulung karena tidak memiliki biaya untuk bersekolah.
  3. Mengapa dia melakukan hal itu? Dia bekerja memulung karena ingin membantu meringankan beban ekonomi orang tuanya.
  4. Bagaimanakah menurutmu nasib dia? Nasibnya kurang beruntung, diumur seperti itu seharusnya ia tak bekerja, seharusnya dia bersekolah, tetapi demi keluarganya ia rela bekerja dengan cara memulung.
  5. Bagaimanakah dia menghadapi masa depannya? Dengan menjadi seorang pemulung, ia menghadapi masa depannya dengan keadaan yang tidak menentu, dan mungkin akan selalu bekerja seperti itu karena tak pernah duduk dibangku pendidikan atau bersekolah.
Struktur TeksParagraf
TesisPemulung adalah orang yang memungut barang-barang bekas atau sampah untuk dijual. Menjadi seorang pemulung bukan sebuah cita-cita, namun disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya keadaan ekonomi yang memaksa seseorang menjadi pemulung.
ArgumentasiSeorang anak pemulung memilih putus sekolah karena tidak adanya biaya. Masih banyak anak usia sekolah justru berada diberbagai sudut jalan mencari barang bekas dengan karung plastik di punggung, mereka tidak memiliki waktu untuk menerima Pendidikan di bangku Sekolah oleh karena tersita dengan pekerjaan membantu orang tua mencari sesuap nasi untuk bertahan hidup hari ini.

Inilah kenyataan pahit yang harus diterima anak pemulung yang harus putus Sekolah. Dia bekerja memulung untuk mendapatkan uang dan ingin membantu orang tuanya. Hasilnyapun tak banyak, selain kotor, situasi tempat bekerja sangat rawan bagi keselamatan bagi para pemulung.

Nasibnya kurang beruntung, diumur seperti itu seharusnya ia tak bekerja memulung, seharusnya saat ini dia bersekolah, tetapi demi keluarganya ia rela bekerja dengan cara memulung. Anak pemulung tersebut mengais-ngais sampah di setiap sudut pembuangan sampah.

Dengan menjadi seorang pemulung, ia tidak sempat memikirkan masa depannya, dan mungkin dia akan selalu bekerja sebagai pemulung karena tidak pernah duduk dibangku pendidikan atau bersekolah. Dalam pikirannya hanya ada pertanyaan "Apakah aku dapat makan esok?" 
PenegasanOleh sebab itu berbahagialah bagi mereka yang dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Menjadi seorang pemulung bukan sebuah cita-cita, namun disebabkan oleh keadaan ekonomi yang memaksa seseorang menjadi pemulung.